Mandala Nusantara News Pemalang – Potret memprihatinkan kembali terlihat di Dukuh Planjan, Desa Mendelem, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Seorang warga terjatuh bersama sepeda motornya saat melintas di jalan rusak berbatu, Jumat (17/10/2025) pagi. Kondisi jalan yang sudah lama hancur ini menegaskan bahwa janji pembangunan yang disampaikan sejak tahun 2012 tak kunjung ditepati.
Dari pantauan di lapangan, jalan utama menuju Dukuh Planjan tampak seperti jalur bebatuan gunung. Permukaannya tidak rata, dipenuhi batu besar dan lubang dalam yang berpotensi menimbulkan kecelakaan. Bagi warga, jalan ini bukan sekadar akses, tetapi urat nadi yang menghubungkan mereka dengan dunia luar — termasuk untuk mengangkut hasil pertanian.
“Kalau musim hujan, jalan ini jadi licin dan berbahaya. Banyak yang jatuh. Sudah sering kami laporkan, tapi belum juga ada tindakan,” ungkap salah satu warga dengan nada kecewa.
Warga mengaku sudah terlalu sering mendengar janji pembangunan Bahkan,dari tahun 2012 lalu. anggota dewan Linda Dwi Buana Putri dari Fraksi PDI Perjuangan sempat pernah juga menjanjikan pembangunan jalan melalui dana aspirasi. Namun, hingga masa jabatannya berakhir dan kini menjabat yang kedua kalinya, tak ada satu pun realisasi di lapangan.
Kini, setelah lebih dari 13 tahun, Dukuh Planjan yang dihuni sekitar 50 kepala keluarga masih terisolasi. Mobil nyaris tak bisa masuk, dan warga yang hendak bepergian harus rela berjalan kaki menempuh jalan berbatu dan curam.
“Sudah capek berharap, tapi kami masih punya harapan pemerintah sekarang mau membuka mata. Kami tidak minta jalan mulus, asal bisa dilalui tanpa harus jatuh saja sudah syukur,” ujar warga lainnya.
Kerusakan jalan ini tidak hanya berdampak pada keselamatan, tetapi juga ekonomi. Hasil panen sulit diangkut keluar dusun karena kendaraan sering terjebak atau rusak di jalan tersebut. Akibatnya, harga jual hasil bumi warga menjadi rendah karena keterlambatan distribusi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada langkah konkret dari pemerintah desa maupun dinas terkait. Sementara warga hanya bisa berharap agar suara mereka tak lagi diabaikan, dan janji pembangunan yang tertunda selama lebih dari satu dekade benar-benar diwujudkan.
> “Kalau bukan sekarang diperbaiki, kapan lagi? Jalan ini saksi janji yang tak pernah ditepati,” tutup salah satu tokoh masyarakat dengan nada getir.













