banner 728x250

Dishub Klarifikasi Isu Macet di Sentiong: Bukan Kurang Petugas, Tapi Akses Jalan yang Tertutup

Oplus_16908288

Mandala Nusantara News TANGERANG — Kemacetan yang hampir setiap hari terjadi di kawasan Pasar Sentiong, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, kini mulai terungkap penyebabnya. Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Tangerang menjelaskan bahwa kemacetan di wilayah tersebut bukan semata karena padatnya kendaraan, melainkan akibat perubahan akses jalan dan pembangunan yang belum tertata dengan baik.

Salah satu titik krusial yang disebut menjadi biang kemacetan adalah penutupan jalur sodetan di belakang Terminal Sentiong. Jalur yang dulu menjadi akses alternatif bagi kendaraan menuju jembatan arah kantor Dishub melewati bekas pos Damkar dan area pool Primajasa kini sudah tidak dapat dilalui. Akibatnya, seluruh arus kendaraan terfokus di Simpang Utama Sentiong.

“Dulu kendaraan dari arah belakang terminal bisa langsung tembus ke jembatan lewat sodetan lama itu. Tapi sekarang jalurnya sudah tertutup. Otomatis semua kendaraan kumpul di Simpang Utama Sentiong,” jelas Awaludin, Kepala Tim Dishub Kabupaten Tangerang, saat diwawancarai di lokasi, Selasa (28/10/2025).

Ia menambahkan, kepadatan semakin parah karena jarak antara Simpang Sentiong dan Perumahan Villa Balaraja sangat pendek. Arus keluar-masuk kendaraan dari arah perumahan ke TMI maupun Adi saling bertemu di satu titik, menimbulkan antrean panjang terutama pada jam berangkat dan pulang kerja.

“Jaraknya itu pendek sekali, dari simpang ke arah perumahan cuma beberapa ratus meter. Nah, ketika kendaraan dari luar masuk bersamaan dengan warga perumahan yang keluar, ya macetnya tidak bisa dihindari,” ujar Awaludin.

Menurut Awaludin, personel Dishub sudah diterjunkan secara penuh di kawasan padat itu, mulai dari Simpang Merak, Simpang Perahu, Simpang Sentil, hingga Simpang Portal Balaraja. Namun, ia mengakui bahwa solusi jangka panjang membutuhkan koordinasi lintas sektor.

“Personel kita sudah standby di beberapa titik rawan. Tapi kita juga butuh dukungan dari pihak desa dan kecamatan, karena persoalan lalu lintas ini tidak bisa diselesaikan oleh Dishub sendiri. Ada peran kepolisian dan pemerintah setempat juga,” katanya.

Lebih lanjut, Awaludin menyoroti bahwa pembangunan di kawasan Sentiong, termasuk rencana pembangunan kantor desa dan masjid di tanah bengkok desa, hingga kini belum berjalan optimal. Ia menilai perencanaan pembangunan yang tidak memperhatikan dampak lalu lintas menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan berkelanjutan.

“Seharusnya kalau mau bangun, dilakukan bertahap dan disesuaikan dengan kondisi jalan. Saat ini di lapangan belum ada pergerakan pembangunan, hanya sebatas peletakan batu pertama. Jadi belum ada perubahan signifikan,” tuturnya.

Dishub Kabupaten Tangerang menegaskan akan terus melakukan evaluasi dan rekayasa lalu lintas di kawasan tersebut, sembari mendorong adanya pembukaan kembali jalur alternatif atau sodetan yang dulu berfungsi mengurai kepadatan.

“Kita dari Dishub tetap komitmen untuk mencari solusi terbaik. Harapan kita, ada sinergi semua pihak agar arus lalu lintas di Sentiong bisa kembali lancar,” pungkas Awaludin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *