banner 728x250

Devi, Bocah SD yang Rela Menahan Lapar Demi Sang Ibu: Sebuah Kisah Haru dari Palembang

 

mandalanusantaranews.com Suara keheningan berubah menjadi isak haru saat sebuah kisah kecil penuh makna datang dari seorang murid kelas 5 SDN 166 Palembang, Sumatra Selatan. Devi, seorang bocah yatim berusia 11 tahun, mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial. Bukan karena prestasi akademik atau keistimewaan lainnya, melainkan karena ketulusan hatinya yang sederhana namun mendalam.

Pada 16 November 2024, saat SDN 166 Palembang menggelar uji coba program makan siang bergizi gratis yang digagas Prabowo Subianto, momen mengharukan ini terjadi. Ketika teman-temannya menikmati sajian makanan dengan riang, Devi justru memilih diam. Duduk di mejanya, ia menjaga kotak makan siangnya dengan hati-hati, hingga seorang petugas menghampirinya.

“Kenapa enggak dimakan, sayang?” tanya petugas itu lembut.

Devi, dengan mata berkaca-kaca, menjawab pelan, “Untuk Mama.”

Jawaban itu menusuk kalbu siapa pun yang mendengar. Ibunda Devi adalah seorang asisten rumah tangga yang berjuang sendirian setelah kepergian sang suami. Setiap hari, sang ibu berpeluh dari pagi hingga siang demi menafkahi Devi dan kakaknya. Kisah ini menjadi pengingat nyata tentang perjuangan seorang ibu dan bakti tulus seorang anak.

Momen ini menjadi saksi bisu bagaimana cinta seorang anak kepada ibunya melampaui rasa lapar. AKP Yetty Gultom, yang saat itu bertugas mengawasi pelaksanaan program, mengaku tak mampu menahan tangis setelah mendengar alasan Devi.

“Dia ingin membawanya pulang untuk ibunya. Saya tidak tahu sebelumnya, dan begitu tahu, saya ikut menangis,” ujar Yetty dengan suara bergetar.

Devi adalah bukti kecil dari perjuangan masyarakat miskin yang tak terlihat. Dengan berjalan kaki ke sekolah diantar kakaknya, Devi menunjukkan bahwa cinta keluarga adalah penguat utama dalam menghadapi kehidupan yang berat.

Yetty menambahkan, program makan siang bergizi gratis ini dirancang bukan sekadar memberi, tetapi juga sebagai wujud kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan.

“Program ini mengajarkan kita untuk berbagi kasih, bukan karena kasihan, tapi karena cinta untuk sesama,” ujarnya.

Kisah Devi adalah cerminan nyata betapa pentingnya kehadiran program-program sosial untuk membantu meringankan beban masyarakat kecil. Di balik keharuan, tersimpan harapan bahwa kisah ini dapat membuka mata hati lebih banyak orang untuk peduli kepada sesama.

Devi, dengan kesederhanaannya, telah mengingatkan kita semua bahwa kasih sayang adalah makanan jiwa yang paling utama. Ia mengajarkan kita arti pengorbanan yang tulus dan cinta tanpa syarat kepada keluarga.

Semoga langkah kecil ini menjadi awal dari perhatian yang lebih besar kepada mereka yang membutuhkan, demi Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.

Rilisan berita ini disusun berdasarkan kutipan dari berita yang dilansir media nasional seperti Kompas, Detik, dan CNN, serta tayangan berita di tv nasional.(Oim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *