Mandala Nusantara News, Kemiri, Tangerang – Tasyakuran sebagai tanda telah lulus dalam budaya kelit Tjimande yang sudah melaksanakan selama 7(tujuh) Jum’at berturut-turut melakukan urutan oleh Dewan Guru. Kegiatan berlansung di kp. Santri, Desa Klebet, Kecamatan Kemiri, sebuah acara yang bertujuan untuk melestarikan seni budaya khas Banten. Acara ini diprakarsai oleh Dewan Pimpinan Wilayah 2 (DPW 2) TTKKBI (Tjimande Tari Kolot Karuhun Banten Indonesia) Provinsi Banten, Kamis Malam (31/10/2024).

Hadir dalam kesempatan tersebut Camat Kemiri atau yang mewakili, Polsek Mauk atau yang mewakili, Koramil Mauk atau yang mewakili, Sejumlah padepokan dan Ormas Banten diantaranya Kesti TTKDH, Lapbas, Pendekar Banten, PPBNI, Padepokan Macan Liar Jakarta, serta tokoh masyarakat kecamatan Kemiri, orang tua dari anak yang belajar silat Tjimande.
Ketua DPW 2 TTKBI Kabupaten Tangerang Provinsi Banten Yaman Kala Hideung dalam sambutannya menyampaikan harapan agar acara ini dapat memberikan edukasi dan manfaat bagi masyarakat. Ia menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan seni budaya Banten agar tidak tergerus oleh zaman. “Insyaallah, dari TTKKBI, kami ingin memberikan gambaran bahwa seni budaya Banten jangan sampai hilang. Ketika melatih dan mendidik, kami juga mengajarkan sikap dan tingkah laku yang baik, dimulai dari kesopanan,” ujar Yaman. Ia juga memohon maaf atas segala kekurangan dalam penyelenggaraan acara dan menegaskan komitmen TTKKBI untuk terus menjaga dan melestarikan seni budaya pencak silat Banten.

Dewan Guru Abril, dalam sambutannya, menceritakan sejarah padepokan Tjimande yang berawal di Tanjung Priok, kemudian berkembang di Balaraja, Kabupaten Tangerang. Pada tahun 2024, TTKKBI resmi terbentuk di Kecamatan Kemiri. “Kami membina budaya Cimande Tarikolot Nusantara sejak dini. Doakan kami yang masih terus belajar dalam membina warisan budaya Banten,” ujar Abril.
Camat Kemiri yang diwakili oleh Ustadz Abdul Majid, menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kecamatan Kemiri secara aktif mendukung upaya pelestarian budaya Banten, termasuk Cimande yang ada di wilayahnya. “Kami percaya bahwa kegiatan ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan generasi muda, dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal,” ujar Abdul Majid.

Tasyakuran urutan Cimande merupakan bentuk kepedulian terhadap upaya pelestarian seni budaya Banten. Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya dan kearifan lokal. Kegiatan berlansung dengan di iringi pentas seni pencak silat dari berbagai perguruan serta pentas Debus kering dan basah.(Rey)
Editor : Dede Darya













